v
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan
Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan
jumlah emisi gas rumah kaca di
atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan iklim,
seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering
yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
v Penyebab
Pemanasan Global
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas
tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal
tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, kendaraan
bermotor, penggunaan AC, parfum dll, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang
terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan
batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Sementara
lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap”
sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah
akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti
mempercepat pemanasan global.
Penggundulan
hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon
bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis,
sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
v
Dampak Pemanasan Global
Pemanasan
global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bahkan berdampak bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak-dampaknya adalah sebagai berikut :
·
Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati.
·
Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai,
angin topan, dan banjir.
· Mencairnya
es dan gletser di
kutub.
· Meningkatnya
jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan.
· Kenaikan
permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
· Kenaikan
suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
· Meningkatnya
frekuensi kebakaran hutan.
· Menyebarnya
penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
· Daerah-daerah
tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
· Cuaca sulit untuk diprediksi.
· Tenggelamnya
daratan, akibat dari kutub yang meleleh dan penyempitan wilayah pantai dibeberapa negara oleh ulah tangan manusia.
· Penyakit
kulit yang disebabkan karena sinar ultra
violet yang kurang tersaring oleh ozon dan masuk ke bumi dalam jumlah besar.
Akibatnya kulit manusia akan merasakan akibatnya baik dalam jangka waktu
panjang maupun pendek.
v Solusi
Pemanasan Global
Adapun solusi untuk mengatasi
pemanasan global adalah :
· Menjadi vegetarian karena hewan
ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat
mereka mencerna makanan mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Selain itu, United
Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan
bahwa
pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2,
sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB,
menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
· Menanam pohon karena pohon menyerap karbon yang ada
dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka
serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
· Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan dan cobalah
untuk berjalan kaki atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila
memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternative, karena setiap 1 liter bahan bakar fosil
yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2.
· Mengurangi pembelanjaan yang merupakan hasil industri.
Industri telah menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar
fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas,
keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu
membeli yang baru.
· Membeli makanan organik. Makanan organik berasal dari tanah organik yang menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar
dari pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi
secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh
pertanian.
·
Menggunakan lampu hemat energi. Bila anda
mengganti 1 lampu di rumah anda
dengan lampu hemat energi, anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama
daripada lampu pijar biasa.
·
Menggunakan kipas angin karena AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650
gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas
angin.
·
Menjemur pakaian di bawah sinar matahari. Bila anda
menggunakan alat pengering, anda
mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik, pakaian anda lebih
awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
·
Mendaur ulang sampah organik, karena Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang
dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda,
Anda bisa membantu mengurangi masalah ini.
·
Mendaur
ulang sampah anorganik seperti aluminium dapat menghemat 90% energi yang
dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru menghemat 9 kg CO2
per kilogram aluminium. Untuk 1
kg plastik yang didaur ulang, anda
menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda
menghemat 900 kg CO2.
·
Menggunakan semua peralatan elektronik
seperlunya saja. Agar tidak
boros, gunakanlah alat-alat yang tidak menggunakan
listrik.
·
Menggunakan plastik dan alat lainnya dengan seperlunya, berulang kali, berhemat, daur ulang
atau dikenal dengan 3RE.
·
Mulailah mencari bahan energi yang baru yang tidak menggunakan sumber energi alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar